STIE JB News – Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jambatan Bulan (STIE JB) merayakan Hari Sumpah Pemuda dengan suatu upacara yang berlangsung khidmat. Acara peringatan ini berlangsung di halaman kampus 1 STIE JB dan dihadiri oleh segenap pimpinan struktural, dosen, staff, serta mahasiswa, pada Senin (28/10/2024).
Dalam amanatnya, Dr. (CAN) Tharsisius Pabendon, S.E., M.M mengingatkan bahwa setiap lagu kebangsaan itu wajib dihafalkan semangat hari sumpah pemuda jangan dilunturkan pada saat damai, lagu-lagu hendaknya anda ketahui karena dengan memahaminya anda mengetahui akar dan semangat yang mendasari berdirinya bangsa ini.
Ide pemuda Melahirkan ide yang sangat konstruktif
“Ide yang sangat mulia bagi tegaknya persatuan ini yang mendahului proklamasi, kesatuan negara itu secara nyata di ikrarkan dan kemudian di proklamasikan”. Ucap Pabendon
Tantangan yang dihadapi mahasiswa saat ini jauh lebih berat
“Tantangan anda saat ini jauh lebih berat yaitu bagaimana kita mempertahankan bangsa ini, membangun bangsa ini tidak tahu berapa lama kemerdekaan ini bisa di capai, tetapi bertanyalah pada diri berapa lama kita mengejar, kemakmuran bangsa Indonesia ini supaya merata mungkin akan lebih lama”. Tambahnya
Dr. (CAN) Tharsisius Pabendon, S.E., M.M juga menegaskan bahwa saat ini kita masih di middle income trap (jebakan pendapatan menengah) yang cukup saja, dimana setiap kegiatan yang kita lakukan harus di perhitungkan dengan baik terlebih dahulu dan yang paling di takutkan sekarang karena waktu untuk middle income trap hanya sampai di 2045 jika nantinya kita tidak mampu keluar dari middle income trap bisa saja kita akan jadi negara miskin.
Mahasiswa harus sebagai agenda of change
“Anda yang menentukan sekarang walaupun memang dasarnya sekarang jadi nantinya di tahun 2045 betul-betul bisa melentingkan bangsa Indonesia keluar dari jebakan middle income trap, maka solusinya yaitu pendidikan dengan cara harus belajar yaitu membaca buku dan juga menggali informasi.” Ungkapnya
Mahasiswa harus menjadikan ruang akademik sebagai ruang ilmiah, membuka fikiran secara ilmiah, adil dan dalam.
“Dalam artinya setelah di baca, difikirkan dan direnungkan jadi proses mendalami itu tidak pernah lepas dari proses merenungi lalu kemudian mengambil sikap yang etis seharusnya kita sebagai seorang yang terdidik dan terpelajar mampu bereaksi terhadap dosen, staff, orang tua, masyarakat luas, lingkungan”. Tuturnya
Ayo kita kembalikan cara berfikir kritis, dalam dengan cara bertindak secara etis untuk menyambut kemerdekaan yang lebih luas, kemerdekaan dalam konteks kemakmuran, kita merdeka dari kecukupan dan kemakmuran.
(UPPJII)
Author : Sofyan Hidayat
Editor : Rulan L. Manduapessy